Sumber : Dokter Sehat
Penyakit Mump atau penyakit gondong telah dilaporkan hampir di seluruh belahan dunia, demikian juga di Indonesia resiko anak terkena gondok mungkin masih tinggi. Gondok masih endemik di banyak negara di seluruh dunia, sedangkan vaksin MMR digunakan hanya 57% dari negara-negara yang menjadi anggota Organisasi Kesehatan Dunia, terutama di Negara-negara maju. Dalam Inggris dan Wales, sebuah epidemi gondok yang dimulai pada 2005, telah dilaporkan 56.390 kasus kematian.
Penyakit Gondong atau dalam dunia
kedokteran dikenal sebagai parotitis atau Mumps adalah suatu penyakit
menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang
menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang
sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi
bagian bawah.
Penyakit gondongan tersebar di seluruh
dunia dan dapat timbul secara endemic atau epidemik, Gangguan ini
cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-14 tahun. Peningkatan kasus
yang besar biasanya didahului pada penularan di tempat sekolah. Pada
orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem
saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya
Adapun mereka yang beresiko besar untuk
menderita atau tertular penyakit ini adalah mereka yang menggunakan atau
mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk menekan hormon kelenjar tiroid
dan mereka yang kekurangan zat Iodium dalam tubuh. Kematian karena
penyakit gondong jarang dilaporkan. Hampir sebagian besar jkasus yang
fatal justru terjadi pada usia di atas 19 tahun.
Penyebab dan Penularan
Penyakit ini disebabkan oleh virus Mumps
yaitu virus berjenis RNA virus yang merupakan anggota famii
Paramyxoviridae dan genus Paramyxovirus. Terdapat dua permukaan
glikoprotein yang terdiri dari hemagglutinin-neuraminidase dan fusion
protein. Virus Mumps sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet.
Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis)
penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak langsung, percikan
ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam
urin dari hari pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi
pembesaran kelenjar.
Penyakit gondongan sangat jarang
ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, hal tersebut
karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi yang
baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit gondongan, maka dia akan
memiliki kekebalan seumur hidupnya.
Penderita penyakit gondong masih
dintakan dapat menjadi sumber penularan selama 9 hari sejak keluhan
bengkak ditemukan. Sebaiknya pada periode tersebut penderita dianjurkan
tidak masuk sekolah atau melakukan aktifitas di keramaian karena akan
menjadi sumber penularan dan penyebaran penyakit anak-anak di
sekitarnya.
Tanda dan Gejala
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh
virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40% penderita
tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka
sama dengan penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat
menjadi sumber penularan penyakit tersebut.
Masa tunas (masa inkubasi) penyakit
Gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Adapun tanda dan
gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas
dapat digambarkan sdebagai berikut :
Pada tahap awal (1-2 hari) penderita
Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40 derajat celcius),
sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian
belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit
membuka mulut). Kadangkala disertai nyeri telinga yang hebat pada 24 jam
pertama..
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan. Sekitar 70-80% terjadi pembengkakan kelanjar pada dua sisi.
Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3-5 hari kemudian berangsur mengempis dan disertai dengan demam yang membaik.
Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar air liur di bawah rahang (submandibula), submaksilaris, kelenjar di bawah lidah (sublingual) dan terjadi edema dan eritematus pada orificium dari duktus. Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan. Sekitar 70-80% terjadi pembengkakan kelanjar pada dua sisi.
Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3-5 hari kemudian berangsur mengempis dan disertai dengan demam yang membaik.
Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar air liur di bawah rahang (submandibula), submaksilaris, kelenjar di bawah lidah (sublingual) dan terjadi edema dan eritematus pada orificium dari duktus. Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui aliran darah.
Diagnosis
Diagnosis dtegakkan hanya secara klinis. Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan fisis, termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau Parotitis) 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.
Diagnosis dtegakkan hanya secara klinis. Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan fisis, termasuk keterangan adanya kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau Parotitis) 2-3 minggu sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium air kencing (urin) dan darah.
Pemeriksaan Laboratorium
Mengingat penegakan diagnosis hanya
secara klinis, maka pemeriksaan laboratorium tidak terlalu bermanfaat.
Pemeriksaan laboratorium didapatkan leucopenia dengan limfosiotsis
relative, didapatkan pula kenaikan kadar amylase dengan serum yang
mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian menjadi normal
kembali dalam dua minggu.
Jika penderita tidak menampakkan
pembengkakan kelenjar dibawah telinga, namun tanda dan gejala lainnya
mengarah ke penyakit gondongan sehingga meragukan diagnosa. Dokter akan
memberikan anjuran pemeriksaan lebih lanjut seperti serum darah.
Sekurang-kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk membuktikan spesifik
mumps antibodies: Complement fixation antibodies (CF), Hemagglutination
inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).
Komplikasi
Hampir semua anak yang menderita
gondongan akan pulih total tanpa penyulit, tetapi kadang gejalanya
kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan seperti ini dapat
menimbulkan komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ selain
kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi
terjadi setelah masa pubertas.
Komplikasi yang dapat terjadi adalah
Orkitis ; peradangan pada salah satu
atau kedua testis dilaporkan terjadi pada 10-20% penerita.. Setelah
sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi
kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi kemandulan.
Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.
Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Meningitis lebih sering terjadi daripada ensefalitis. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. Gejala yang dapat terjadi adalah sakit kepala, demam, mual, muntah, dan meningismus. Ditandai perubahan kesadaran atau gangguan kesadaran. Pleocytosis yang terjadi pada cairan sumsum tulang. Dalam klinis didiagnosis meningoencephalitis, yaitu gambaran cairan sumsum tulang mononuclear pleocytosis yang terjadi, gukosa tidak normal dan hypoglycorrhachia. Virus gondok mungkin terisolasi dari cairan sumsum tulang pada awal penyakit. Gondok meningoencephalitis membawakan prognosa yang baik dan biasanya dikaitkan dengan pemulihan yang baik. Tetapi 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.
Nefritis atau Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak
Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.
Transient myelitis
Polineuritis
Infeksi otot jantung atau miokarditis
Infeksi kelenjar tiroid
Thrombocytopenia purpura
Mastitis atau peradangan payudara
Pnemonia atau Infeksi paru-paru ini juga pernah dilaporkan sebagai komplikasi pada penderita penyakit gondong.
Gangguan sensorineural telinga dan Gangguan pendengaran
Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.
Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Meningitis lebih sering terjadi daripada ensefalitis. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. Gejala yang dapat terjadi adalah sakit kepala, demam, mual, muntah, dan meningismus. Ditandai perubahan kesadaran atau gangguan kesadaran. Pleocytosis yang terjadi pada cairan sumsum tulang. Dalam klinis didiagnosis meningoencephalitis, yaitu gambaran cairan sumsum tulang mononuclear pleocytosis yang terjadi, gukosa tidak normal dan hypoglycorrhachia. Virus gondok mungkin terisolasi dari cairan sumsum tulang pada awal penyakit. Gondok meningoencephalitis membawakan prognosa yang baik dan biasanya dikaitkan dengan pemulihan yang baik. Tetapi 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.
Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.
Nefritis atau Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak
Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi.
Transient myelitis
Polineuritis
Infeksi otot jantung atau miokarditis
Infeksi kelenjar tiroid
Thrombocytopenia purpura
Mastitis atau peradangan payudara
Pnemonia atau Infeksi paru-paru ini juga pernah dilaporkan sebagai komplikasi pada penderita penyakit gondong.
Gangguan sensorineural telinga dan Gangguan pendengaran
Pengobatan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi
keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita panas dan kelenjar
(parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri
(antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin
tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko
terjadinya sindroma Reye (bisa karena pengaruh aspirin pada anak-anak).
Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut.
Penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.
Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” (penyakit yg sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
Pemberian imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang menjunjukkan efektifitasnya
Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut.
Penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.
Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” (penyakit yg sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak.
Pemberian imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang menjunjukkan efektifitasnya
Pencegahan
Pemberian vaksinasi MMR(mumps, morbili,
rubela) untuk mencegah penyakit gondong merupakan bagian dari imunisasi
rutin pada masa kanak-kanak, diberikan melalui injeksi pada usia 15
bulan. Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada remaja dan orang dewasa
yang belum menderita Gondong. Pemberian imunisasi ini tidak menimbulkan
efek panas atau gejala lainnya. Imunisasi MMR didunakan di Amerika
Serikat sejak tahun 1967. Advisory Committee on Immunization Practices
(ACIP) menganjurkan penggunaannya untuk anak, masa remaja, remaja, dan
dewasa. Pada saat itu, masyarakat menganggap pencegahan penyakit gondok
bukan merupakan priritas utama dalam p[encegahan kesehatan masyarakat
dan dinyatakan ACIP imunisasi MMR adalah merupakan program kesehatan
masyarakat yang kurang efektivitasnya. Namun, pada tahun 1972, ACIP
mengeluarkan rekomendasi yang kuat untuk menunjukkan bahwa imunisasi MMR
merupakan program yang sangat penting. Saat itu ACIP merekomendasikan
vaksinasi rutin untuk semua anak-anak berusia 12 tahun atau lebih.
Pada tahun 1980, telahdinayakan sebagai
rekomendasi kuat untuk vaksinasi pada anak-anak, remaja dan dewasa yang
rentan., Setelah itu vaksinasi MMR semakin komprehensif dan rekomendasi
pengundangan undang-undang pada negara bagian sehingga memerlukan
vaksinasi tersebut harus dianjurkan pada saat anak masuk sekolah. Namun,
selama 1986 dan 1987, wabah besar terjadi di antara kelompok kohort
underimmunized atau orang yang lahir selama 1967-1977, sehingga terjadi
perubahan puncak angka kejadian dari usia 5-9 tahun bergeser pada usia
10-19 tahun. Dalam tahun 1989, direkomendasikan ACIP pemberian vaksin
campak dan MMR pada anak-anak berusia 4-6 tahun pada saat masuk ke taman
kanak-kanak atau kelas satu. Selama tahun 1988-1998 menurun di antara
semua kelompok umur. Pada tahun 1989-1990, wabah besar terjadi di
kalangan siswa di dasar dan sekolah menengah, sebagian besar siswa di
sekolah tersebut telah divaksinasi, menyatakan bahwa kegagalan
vaksinasi. . Pada tahun 1991, wabah lain terjadi di sebuah sekolah
menengah di mana sebagian besar siswa yang telah divaksinasi, kejadian
ini juga banyak dikaitkan dengan utama kegagalan vaksinasi.